Kamu sudah belajar mengenai metode penelitian kuantitatif. Sekarang kita
akan belajar mengenai metode penelitian dalam sosiologi yang kedua,
yaitu metode penelitian kualitatif. Apakah metode penelitian kualitatif
itu? Metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang
mengutamakan cara kerja dengan menjabarkan data yang diperoleh dengan
cara verbal.
Pada dasarnya ada tiga unsur utama dalam penelitian kualitatif, yaitu sebagai berikut.
a. Data, bisa berasal dari bermacam-macam sumber, biasanya dari wawancara dan pengamatan.
b. Prosedur analisis dan interpretasi yang digunakan untuk mendapatkan
temuan atau teori. Prosedur ini mencakup teknik-teknik untuk memahami
data atau biasa disebut dengan coding (penandaan).
c. Laporan tertulis dan lisan. Laporan ini dapat dikemukakan dalam
jurnal ilmiah atau konferensi. Bentuknya bisa beragam, tergantung pada
khalayak dan aspek-aspek temuan atau teori yang disajikannya.
Untuk melakukan penelitian kualitatif, ada beberapa langkah yang harus
kamu lakukan. Menurut Asmadi Alsa, langkahlangkah tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi Masalah Penelitian
Berbeda dengan penelitian kuantitatif yang menekankan pada deskripsi dan
eksplanasi, penelitian kualitatif melakukan penelitian dengan cara yang
eksploratif dan berusaha memahami fenomena sentralnya. Eksplorasi di
sini maksudnya bahwa peneliti hanya mengetahui sedikit tentang fenomena
yang akan diteliti, sehingga peneliti harus belajar lebih banyak tentang
fenomena tersebut dari subjek yang diteliti.
b. Melakukan Tinjauan Kepustakaan
Dalam penelitian kualitatif, kepustakaan lebih dimaksudkan sebagai dasar
untuk melakukan justifikasi (pentingnya masalah itu diteliti) atas
permasalahan penelitian dan tidak mengarahkan pertanyaan penelitian. Ini
berarti bahwa kepentingan tinjauan kepustakaan merupakan keperluan yang
sekunder, sedangkan yang utama adalah pandangan dan pengalaman dari
subjek.
c. Menetapkan Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, tujuan penelitian lebih banyak diarahkan untuk
aspek keterbukaan (open-ended), karena dimaksudkan untuk memperoleh
pandangan subjek tentang masalah yang diajukan dalam penelitian. Maksud
peneliti adalah memberikan kesempatan kepada subjek untuk berbicara
secara terbuka mengenai pengalaman mereka.
d. Mengumpulkan Data
Ketika melakukan penelitian kualitatif, seorang peneliti dapat
mengembangkan satu fokus saat mengumpulkan data, ia tidak menggunakan
pendekatan dalam penelitiannya dengan pertanyaan-pertanyaan khusus untuk
menjawab atau menguji hipotesis.
Peneliti kualitatif cenderung mengumpulkan datanya melalui kontak
terus-menerus dengan informan (subjek) dalam pergaulan sehari-hari.
Metode pengumpulan data yang mewakili karakteristik penelitian
kualitatif ini adalah observasi berpartisipasi dan pertanyaan mendalam
(in-depth interview).
Prosedur yang digunakan secara runtut menurut Bogdan dan Biklen seperti dikutip dalam Asmadi Alsa (2007) adalah sebagai berikut.
1) Mengumpulkan data berupa kata-kata (verbal);
2) Menganalisis kata-kata tersebut dengan cara pendeskripsian peristiwa-peristiwa dan memperoleh atau menetapkan tema;
3) Mengajukan pertanyaan umum dan luas;
4) Tidak membuat prediksi terhadap subjek yang diamati, tetapi
menyandarkan diri pada peneliti untuk membentuk apa yang mereka
laporkan;
5) Tetap dapat dilihat dan ada dalam laporan tertulis.
e. Menganalisis Data
Dalam penelitian kualitatif, karena datanya terdiri dari teks dan
gambar, maka ada perbedaan pendekatan analisisnya. Ada beberapa
pendekatan dalam metode kualitatif ini, di antaranya adalah pendekatan
fenomenologis, interaksi simbolis, historis, komparatif, gabungan antara
komparatif dan historis, studi kasus, dan studi kepustakaan.
1) Pendekatan Fenomenologis
Sebuah pendekatan yang berusaha memahami arti peristiwa dan
kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi
tertentu disebut dengan pendekatan fenomenologis. Pendekatan ini member
tekanan pada verstehen, yaitu pengertian interpretative terhadap
pengamatan manusia. Fenomenologi tidak berasumsi bahwa peneliti
mengetahui arti sesuatu bagi orang-orang yang sedang ditelitinya.
Oleh karena itu, dalam fenomenologi peneliti berusaha untuk masuk ke
dalam dunia konseptual para subjek yang ditelitinya sedemikian rupa,
sehingga mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan
olehnya di sekitar peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.
2) Pendekatan Interaksi Simbolis
Pendekatan ini berasumsi bahwa pengalaman manusia dipengaruhi oleh
penafsiran. Objek, orang, situasi, dan peristiwa tidak memiliki
pengertiannya sendiri, sebaliknya pengertian itu diberikan untuk mereka.
Melalui interaksi seseorang membentuk pengertian. Orang dalam situasi
tertentu sering mengembangkan definisi karena mereka secara teratur
berhubungan dan mengalami pengalaman bersama, masalah, dan latar
belakang, tetapi kesepakatan tidak merupakan keharusan.
Di pihak lain sebagian memegang definisi bersama untuk menunjuk pada
kebenaran, suatu pengertian yang senantiasa dapat disepakati. Hal itu
dapat dipengaruhi oleh orang yang melihat sesuatu dari sisi lain.
Pendekatan ini tidak menolak kenyataan bahwa konsep teoretik tersebut
mungkin bermanfaat. Namun, hal itu hanya relevan untuk memahami perilaku
sepanjang hal itu memasuki atau berpengaruh terhadap proses
pendefinisian.
3) Pendekatan Historis
Pendekatan historis merupakan suatu pendekatan yang analisis datanya
didasarkan pada peristiwa-peristiwa masa lampau untuk mengetahui
kejadian saat ini. Pendekatan ini merunut suatu peristiwa pada suatu
waktu, kemudian dieksplanasi (dikupas) untuk memahami kejadiankejadian
yang ada pada saat itu guna menerapkan pada kejadian saat ini.
4) Pendekatan Komparatif
Pendekatan ini merupakan suatu pendekatan dengan cara membandingkan
antara kondisi masyarakat di suatu tempat dengan kondisi masyarakat yang
ada di tempat yang lain. Dengan mendasarkan pada konsep yang sama,
pendekatan ini mencoba menafsirkan kejadian berbeda antarmasyarakat
untuk dicari perbedaannya.
5) Pendekatan Gabungan antara Komparatif dan Historis
Dapat dikatakan bahwa pendekatan gabungan merupakan suatu pendekatan
yang berusaha untuk membandingkan pola kehidupan masyarakat pada kurun
masa tertentu dengan masyarakat masa sekarang. Penafsiran atas perbedaan
inilah yang akan menjadi orientasi pendekatan gabungan.
6) Pendekatan Studi Kasus
Pendekatan studi kasus memusatkan perhatian pada fenomena-fenomena
sosial yang nyata dalam masyarakat, di mana yang ditelaah adalah keadaan
masyarakat dilihat dari persoalan atau kasus tertentu, baik dalam suatu
lembaga, kelompok, maupun secara individu. Contohnya
gerakan buruh memprotes undang-undang ketenagakerjaan, gerakan mahasiswa
memprotes kenaikan harga BBM, dan lain-lain. Atau dengan kata lain
pendekatan ini berusaha mendalami secara sungguh-sungguh dari salah satu
gejala yang nyata yang terdapat dalam kehidupan masyarakat pada waktu
itu.
7) Pendekatan Studi Kepustakaan
Pendekatan ini bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan
bantuan macam-macam materi yang ada dalam batasan kepustakaan. Misalnya
dapat berupa buku-buku, majalah-majalah, surat kabar, internet, rekaman
audio-visual, dokumen, jurnal-jurnal ilmu pengetahuan, dan lain
sebagainya.
0 komentar:
Posting Komentar