Konsep Dasar Vertikultur
Vertikultur bisa diartikan
sebagai budi daya tanaman secara vertikal sehingga penanamannya dilakukan
dengan menggunakan sistem bertingkat. Tujuan vertikultur adalah untuk
memanfaatkan lahan yang sempit secara optimal . Sistem bertanam secara
vertikultur sekilas memang terlihat rumit, tetapi sebenarnya sangat mudah
dilakukan. Tingkat kesulitan bertanam secara vertikultur. tergantung kepada
model dan sistem tambahan yang dipergunakan. Dalam model sederhana, struktur
dasar yang digunakan mudah diikuti dan bahan pembuatannya mudah ditemukan,
sehingga dapat diterapkan di rumah-rumah. Sistem tambahan yang memerlukan
keterampilan dan pengetahuan khusus, contohnya penggunaan sistem hidroponik
atau drive irrigation (irigasi tetes) (Temmy, 2003).
Vertikultur berasal dari
bahasa inggris, yaitu vertical dan culture. Secara lengkap, dibidang budi daya
tanaman, arti vertikultur adalah suatu teknik bercocok tanam diruang sempit
dengan memanfaatkan bidang vertikal sebagai tempat bercocok tanam yang
dilakukan secara bertingkat (Temmy, 2003). Marsema Kaka Mone (2006),
menjelaskan bahwa vertikultur merupakan cara bertanam yang dilakukan dengan
menempatkan media tanam dalam wadah-wadah yang disusun secara vertikal, atau
dapat dikatakan bahwa vertikultur merupakan upaya pemanfaatan ruang ke arah
vertikal. Teknik ini berawal dari ide vertical garden yang dilontarkan oleh
sebuah perusahaan benih di Swiss pada tahun 1944. Popularitas bertanam dengan
dimensi vertikal ini selanjutnya berkembang pesat dinegara Eropa yang beriklim
subtropis. Awalnya, sistem vertikultur digunakan untuk memamerkan tanaman
ditanam umum, kebun, atau didalam rumah kaca (green house).
Setelah ide vertical garden
dilontarkan, pemilik rumah kaca komersial di Guernsey ( The Cannel Islands) dan
di inggris mengadaptasi teknik ini untuk memproduksi strowberi. Bahwa taman
vertikal tersebut dapat dibuat dan ditanami jenis tanaman sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan pemiliknya. Lebih lanjut Temmy (2003), menjelaskan
jenis-jenis tanaman yang dibudidayakan biasanya adalah tanaman yang memiliki
nilai ekonomi tinggi, berumur pendek atau tanaman semusim khususnya sayuran,
dan memiliki sistem perakaran yang tidak terlalu luas.
Selain dibudidayakan dengan
media tanam umum, teknik ini juga berkembang dengan mengadopsi cara pemberian
hara bersamaan dengan air siraman melalui irigasi tetes (drip irrigation) atau
pengaliran secara kontinu (hidroponik). Selain itu, dapat juga digunakan
beberapa teknik penanaman terbaru seperti sistem air oponik atau sistem
vertigro. Sistem airoponik adalah pengabutan unsur hara kearah sistem
perakaran.
Manfaat Bertanam secara
Vertikultur
vertikultur sebagai salah
satu teknik bertanam memiliki beberapa manfaat baik dilihat dari unsure seni,
unsure kesehatan, maupun unsure perdagangan.
a. unsure seni
· Dapat
memenuhi kebutuhan rohani
· Untuk
ketentraman jiwa si pemilik
·
Untuk memuaskan bathin bagi orang yang melihatnya.
· Lebih
bersifat psikologis
b. Unsur kesehatan
·
Penting untuk kebutuhan jasmani
·
Sebagai sumber vitamin dan mineral
·
Untuk memenuhi kebutuhan keluarga
·
Sebagai sumber ptotein nabati
·
Berdampak pada fungsi fisiologis tubuh
c. Unsur perdagangan
·
Hasilnya dapat diperjualbelikan
·
Bermanfaat sebagai mata pencaharian penduduk.
Kelebihan dan Kekurangan
Bertanam secara Vertikultur
Sistem bertanam secara
vertikultur memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya dapat
ditinjau dari segi teknis maupun ekonomis, sedangkan kekurangannya adalah
struktur awalnya membutuhkan investasi yang cukup besar dan sistem ini rawan
dari serangan penyakit. Kekurangan yang disebabkan rawannya serangan penyakit
dapat di atasi dengan teknik budi daya yang tepat. Sementara itu, kebutuhan
investasi yang cukup besar terletak dalam pembangunan struktur rumah plastik.
Namun, sistem ini dapat dimodifikasi untuk keperluan skala rumah tangga,
sehingga biayanya pun dapat disesuaikan. Contohnya, dengan menempatkannya di
teras atau pekarangan yang kondisinya sesuai dengan pertumbuhan tanaman,
sehingga tidak memerlukan struktur rumah plastik. Karena sebagian besar
sistem vertikultur dimanfaatkan dirumah-rumah, pengendalian hama penyakit
tanaman harus dilakukan dengan cara yang tidak membahayakan penghuninya.
Pengendalian hama penyakit secara terpadu dapat dimanfaatkan sebagai
alternatif, yakni menggunakan pestisida alami, sterilisasi media tanam,
pengelolaan air dan sistem drainase yang tepat, serta menjaga kelembapan disekitar
tanaman.
Kelebihan Teknis dan Ekonomis
Sistem bertanam secara
vertikultur memiliki beberapa kelebihan, baik dari segi teknik maupun ekonomi.
Namun memiliki dua kekurangan, dari segi investasi dan teknik budi daya.
Berikut ini akan dijelaskan kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan sistem
vertikultur jika ditinjau dari segi teknik sebagai berikut:
a.
Kelebihan teknis vertikultur
1.
Populasi tanaman persatuan luasan jauh lebih besar. Hal ini disebabkan
penanaman di lakukan dengan tingkat kerapatan tinggi dan disusun bertingkat ke
atas. Populasi tanaman juga dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
2.
Dengan melakukan sterilisasi media tanam, dapat dihindari pemakaian pestisida
yang dapat mencemari sayuran dan mengganggu kesehatan. Sayuran yang dihasilkan
lebih alami, bebas pestisida, dan dapat dikonsumsi dalam kondisi sangat segar.
3.
Kehilangan pupuk yang terbawa aliran air hujan dapat dikurangi karena jumlah
media tanam yang digunakan sudah diperhitungkan cukup disekitar perakaran tanaman
saja dan dalam struktur wadah terbatas. Selain itu, penyiangan tumbuhan
pengganggu atau gulma dapat dikurangi.
4.
Mudah dibuat dengan menggunakan bahan dasar yang disesuaikan dengan bahan yang
tersedia.
5.
Bahan dasar yang dipakai dapat menggunakan barang bekas atau sudah tidak
dipakai seperti, pipa paralon, talang air, bambu, kayu, anyaman bambu, pot
plastik, atau botol bekas kemasan air mineral.
6.
Mudah dipelihara sehingga dapat dilakukan dalam waktu senggang.
7.
Dapat menambah nilai estetika lahan pekarangan karena keindahan struktur
vertikal yang berisi berbagai jenis tanaman.
8.
Dapat dipindah-pindah sesuai dengan keinginan. Syaratnya kebutuhan cahaya
matahari, kelembapan udara dan temperatur yang sesuai dapat terpenuhi .
9.
Dapat mendatangkan keuntungan ekonomis karena investasi bangunan unit
vertikultur dan media tanam dapat dipakai lebih dari satu kali penanaman.
10. Sayuran
yang dihasilkan memiliki nilai jual lebih tinggi karena bebas dari penggunaan
pestisida kimiawi. Apalagi masyarakat sekarang ini sudah memiliki kesadaran
yang semakin tinggi terhadap tingkat kesehatan dan kebersihan produk-produk
pertanian.
11.
Kuantitas dan kualitas produk lebih tinggi. Populasi yang banyak akan
menghasilkan produksi persatuan luas lebih tinggi. Pemakaian pupuk dan
pestisida alami yang digunakan akan meningkatkan kualitas produksi.
12.
Kontinuitas produksi dapat dipertahankan jika menginginkan teknik ini dipakai
untuk diproduksi sayuran atau tanaman obat secara komersial.
b.
Kelebihan Ekonomis Vertikultur
Asumsi- asumsi yang digunakan
untuk melihat aspek ekonomis vertikultur sebagai berikut.
1.
Bangunan vertikultur yang digunakan adalah model sederhana dengan produksi
setiap unit sekitar 40 tanaman.
2.
Kebutuhan konsumsi setiap hari dua ikat sehingga selama satu bulan
dibutuhkan 60 ikat atau sama dengan 180 tanaman.
3.
Kebutuhan 180 tanaman bisa dipenuhi dengan menyediakan 5 unit bangunan
vertikultur.
4.
Pengeluaran untuk upah tenaga kerja tidak ada karena semua kegiatan dilakukan
sendiri.
Bangunan vertikultur bisa
digunakan beberapa kali. Sistem penanaman dilakukan secara rotasi atau bergilir
dengan selang tanam 7 hari. Dengan sistem seperti ini diharapkan sayuran bisa
dipanen setiap hari tanpa ada penumpukan hasil panen.