Rancangan penelitian memuat beberapa unsur yang mutlak harus ada, yaitu sebagai berikut.
1. Latar Belakang Masalah
Bagian ini berisi tentang fakta-fakta yang ada di dalam masyarakat yang
mendukung permasalahan penelitian. Di dalam latar belakang masalah juga
harus diuraikan mengenai alasan yang mendasari dipilihnya suatu masalah
tertentu untuk diteliti. Latar belakang masalah sebenarnya hanya
merupakan pengantar dari seorang peneliti guna menuju pada sasaran yang
dituju, yaitu perumusan masalah. Latar belakang permasalahan ada baiknya
tidak terlalu panjang, sebab ada kekhawatiran justru akan menambah
tidak jelas dalam merumuskan permasalahan.
2. Perumusan Masalah
Dalam penelitian, masalah merupakan hal yang sangat penting dan
merupakan jiwa dari sebuah penelitian. Masalah harus dirumuskan
sedemikian rupa sehingga merangsang untuk berpikir. Masalah dalam
penelitian harus mendorong pemahaman yang lebih mendalam, fundamental,
prinsipil, dan kausal.
Pemilihan masalah serta perumusannya memengaruhi seluruh penelitian
karena setiap langkah, bahkan apapun yang diuraikan dalam sebuah
penelitian harus selalu berkaitan dengan perumusan masalah. Oleh karena
itu, masalah yang kita pilih harus dipikirkan masak-masak. Dengan
demikian lebih baik memakan waktu lama dalam mencari dan merumuskan
masalah agar lebih jelas dan tidak menimbulkan kekaburan dalam melakukan
penelitian.
Mengingat pentingnya perumusan masalah dalam suatu penelitian, maka harus memenuhi kriteria berikut ini.
a. Harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.
b. Harus jelas, padat, dan mudah dipahami oleh orang lain.
c. Mengandung unsur data yang mendukung pemecahan masalah penelitian.
d. Merupakan dasar dalam membuat kesimpulan sementara (hipotesis).
e. Rumusan masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.
Contohnya adalah “bagaimanakah hubungan antara frekuensi belajar dengan nilai ulangan siswa?”
3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan keinginan
peneliti untuk mencapai sesuatu dalam penelitiannya. Tujuan penelitian
isinya sama dengan yang terdapat dalam rumusan masalah. Hanya bentuk
kalimatnya saja yang berbeda. Dalam rumusan masalah berupa kalimat
pertanyaan, sedangkan dalam tujuan penelitian berupa kalimat pernyataan.
Dengan demikian jumlah rumusan masalah sama dengan tujuan penelitian.
Tujuan penelitian digunakan sebagai kontribusi terhadap ilmu yang berkaitan dengan subjek penelitian yang dimaksudkan.
Contoh tujuan penelitian adalah “untuk mengetahui hubungan antara frekuensi belajar dengan nilai ulangan siswa”.
Manfaat penelitian merupakan rumusan tentang kegunaan penelitian yang
bisa bersifat praktis maupun teoretis. Bersifat praktis, misalnya
mempermudah dalam pengambilan kebijakan, sedangkan bersifat teoretis,
misalnya memperkaya dan mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan. Manfaat
penelitian ini merupakan kelanjutan dari tujuan penelitian.
4. Tinjauan Pustaka (Studi Literatur)
Studi literatur sangat penting bagi pembuktian, terutama masalah
orisinalitas (keaslian) penelitian. Studi literatur yang berkaitan
dengan masalah yang kita pilih akan memperluas pengetahuan kita tentang
masalah yang akan kita teliti dan apa yang telah dilakukan oleh peneliti
lain. Semakin banyak kita mengetahui tentang penelitian, maka kita akan
semakin tahu mengenai pendekatan dalam memecahkan permasalahan dari
penelitian yang kita lakukan. Jadi, studi literatur dapat membantu kita
dalam seluk-beluk permasalahan, metode atau teknik penelitian yang
dijalankan, sumber-sumber data, dan bacaan lainnya. Selain itu dapat
juga kita mengetahui apakah permasalahan yang kita angkat telah diteliti
oleh orang lain atau belum.
Diusahakan dalam melakukan sebuah penelitian, masalah harus orisinil
atau dengan kata lain belum pernah diteliti oleh orang lain, karena itu
akan menjamin kualitas penelitian yang kita lakukan. Kalaupun
permasalahan penelitian kita ternyata sudah pernah ada yang meneliti,
kita harus mencoba untuk meyakinkan pembaca dengan membandingkan
permasalahan kita dengan permasalahan penelitian yang sudah ada
sebelumnya, yaitu dengan melihat dari sudut pandang yang berbeda.
Melihat banyaknya penelitian terutama penelitian sosial, maka banyak
sekali bidang yang telah digarap, dan banyak pula permasalahan yang
telah berhasil dipecahkan. Oleh karena itu, kita harus lebih jeli dan
berhati-hati dalam menemukan permasalahan yang masih orisinil. Caranya
dengan lebih teliti dan lebih banyak melakukan studi literatur.
5. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu pendapat yang sifatnya masih sederhana atau
sementara, yang harus dibuktikan kebenarannya dalam penelitian. Kerangka
hipotesis ini biasanya muncul pada penulisan rancangan penelitian yang
bersifat inferensial dengan melakukan pendekatan analisis kuantitatif.
Dalam penelitian deskriptif dengan pendekatan analisis kualitatif
biasanya tidak menggunakan hipotesis, namun menggunakan istilah
conceptual framework (kerangka kerja konseptual), yaitu dengan
mengembangkan asumsi yang bersifat konseptual.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian.
Oleh karena itu, perumusan hipotesis sangat berbeda dengan perumusan
masalah dalam penelitian.
Perumusan hipotesis harus memenuhi syarat-syarat berikut ini.
a. Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan (declarative statements), bukan pertanyaan.
b. Hipotesis berisi pernyataan mengenai hubungan antara paling sedikit dua variabel.
c. Hipotesis harus jelas dan tidak bermakna ganda.
d.Hipotesis harus dirumuskan secara operasional, sehingga memudahkan dalam pengujiannya.
e. Hipotesis harus dapat diuji secara spesifik.
Apabila suatu hipotesis yang telah dirumuskan memenuhi syarat-syarat di
atas, maka akan diperoleh suatu hipotesis yang baik. Adapun ciri-ciri
hipotesis yang baik di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Dapat diterima oleh akal sehat.
b. Dapat menjelaskan masalah secara rasional.
c. Menyatakan hubungan yang diharapkan di antara variable yang dipermasalahkan.
d. Harus dapat diuji atau ditentukan benar salahnya.
e. Dinyatakan sesederhana dan sesingkat mungkin.
f. Konsisten dengan teori dan fakta yang ada.
Dalam suatu penelitian, kita mengenal berbagai jenis hipotesis yang
digunakan untuk melihat berbagai fenomena atau masalah yang terdapat di
masyarakat.
a. Hipotesis Deduktif
Hipotesis yang dirumuskan dalam suatu rancangan penelitian bisa saja
dimunculkan dari teori yang telah ada yang berhubungan dengan masalah
yang dipilih dalam penelitian yang akan dilakukan. Hipotesis yang
dimunculkan dari teori atau hipotesis yang diturunkan dari teori ini
disebut sebagai hipotesis deduktif.
b. Hipotesis Induktif
Hipotesis induktif adalah hipotesis yang dimunculkan dari lapangan.
Biasanya hipotesis ini muncul pada kegiatan prapenelitian atau pada saat
observasi (pengamatan). Hipotesis inilah yang akan diuji kebenarannya
tanpa menafikan teori yang telah ada.
c. Hipotesis Alternatif atau Hipotesis Kerja atau Hipotesis Asli (Ha)
Hipotesis kerja adalah semua hipotesis yang dirumuskan oleh peneliti,
baik yang bersifat relasional maupun deskriptif. Hipotesis ini merupakan
penerjemahan hipotesis penelitian secara operasional. Contohnya tingkat
perubahan sosial pada masyarakat perkotaan lebih besar dibandingkan
dengan masyarakat yang tinggal di pedesaan.
d. Hipotesis Nol atau Hipotesis Nihil (Ho)
Hipotesis nol adalah hipotesis yang meniadakan perbedaan antara kelompok
atau meniadakan hubungan antarvariabel. Hipotesis ini diperlukan untuk
membandingkan hipotesis kerja (Ha). Selain itu juga merupakan formulasi
terbalik dari hipotesis kerja atau ingkaran dari hipotesis kerja.
Sebagai contohnya, tidak ada perbedaan tingkat perubahan social pada
masyarakat yang tinggal di perkotaan dengan masyarakat yang tinggal di
pedesaan.
Menurut S. Nasution, ada tiga fungsi hipotesis, yaitu sebagai berikut.
a. Menguji kebenaran suatu teori.
b. Memberi ide untuk mengembangkan suatu teori.
c. Memperluas pengetahuan mengenai gejala-gejala yang dipelajari.
6. Definisi Operasional
Dalam penelitian inferensial yang menggunakan pendekatan analisis
kuantitatif memerlukan definisi operasional, yaitu suatu definisi
mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan
karakteristik-karakteristik variabel yang diamati.
Beberapa cara untuk merumuskan definisi operasional menurut Saifudin Azwar adalah sebagai berikut.
a. Definisi operasional dapat dirumuskan berdasarkan proses apa yang
harus dilakukan agar variabel yang didefinisikan itu terjadi.
b. Definisi operasional dibuat berdasarkan bagaimana cara kerja variabel yang bersangkutan.
c. Definisi operasional dibuat berdasarkan kriteria pengukuran yang diterapkan pada variabel yang didefinisikan.
Sebelum memahami definisi operasional lebih lanjut, ada baiknya kita
mengetahui dulu beberapa jenis variabel yang terdapat dalam definisi
operasional.
a. Variabel Tergantung (Dependent Variable)
Variabel tergantung merupakan variabel penelitian yang diukur untuk
mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain. Dalam penelitian,
variabel ini disebut juga dengan variabel terpengaruh.
b. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas adalah suatu variabel yang variasinya memengaruhi
variabel lainnya. Dalam penelitian disebut juga dengan variabel
pengaruh.
c. Variabel Kendali (Controlling Variable)
Jenis variabel ini diartikan sebagai variabel bebas yang efeknya
terhadap variabel tergantung dikendalikan oleh peneliti dengan cara
menjadikan pengaruhnya netral.
d. Variabel Moderator (Moderator Variable)
Variabel jenis ini merupakan variabel bebas bukan utama yang juga
diamati oleh peneliti untuk menentukan sejauhmana efeknya ikut
memengaruhi hubungan antara variable bebas utama dan variabel
tergantung.
e. Variabel Antara (Intervening Variable)
Variabel antara adalah suatu faktor yang secara teoretik berpengaruh
terhadap fenomena yang diamati, akan tetapi variabel itu sendiri tidak
dapat dilihat, diukur, maupun dimanipulasikan sehingga efeknya terhadap
fenomena yang bersangkutan harus disimpulkan dari efek variabel bebas
dan variabel moderator.
Contoh definisi operasional secara sederhana pada sebuah penelitian
dengan hipotesis “Status sosial ekonomi akan berpengaruh pada prestasi
belajar siswa perempuan pada tingkat inteligensia yang sama, hubungannya
dengan motivasi belajar”
adalah status sosial ekonomi sebagai variabel bebas (IV) dan prestasi
belajar sebagai variabel tergantung (DV). Pada hipotesis tersebut juga
terdapat variabel antara (INV) yaitu motivasi belajar, kemudian ada
variabel kontrol (CV) yaitu tingkat intelegensia yang sama. Selain itu
juga terdapat variabel moderator (MV) yaitu jenis kelamin, yang dalam
hipotesis tersebut siswa perempuan, tidak untuk siswa laki-laki.
Dalam penelitian deskriptif dengan pendekatan analisis kualitatif tidak menggunakan definisi operasional, karena jarang menggunakan relasi antarvariabel, sehingga hipotesisnya pun juga tidak dinyatakan sebagaimana penelitian dengan pendekatan analisis kuantitatif. Dengan demikian dalam rancangan penelitian kualitatif agak berbeda dengan rancangan penelitian kuantitatif.
7. Batasan Konsep
Batasan konsep dimaksudkan untuk memberikan batasan pengertian terhadap setiap istilah atau variabel yang digunakan, baik dalam judul, rumusan masalah, maupun tujuan penelitian.
Tujuan pembuatan batasan konsep dalam rancangan penelitian adalah sebagai berikut.
a. Memudahkan pembaca dalam memahami masalah yang akan diteliti.
b. Menghindari munculnya kesalahpahaman antara peneliti dengan orang lain.
c. Sebagai pegangan dan pedoman bagi peneliti dalam menyusun instrumen atau alat penelitian, mengurutkan variabel-variabel yang hendak diteliti, menetapkan populasi dan sampel, serta menginterprestasikan hasil penelitian.
d. Membatasi ruang lingkup masalah.
8. Metodologi Penelitian
Dalam suatu rancangan penelitian, metodologi penelitian dituliskan sebagai pedoman bagaimana kita melakukan penelitian. Mulai dari kegiatan prapenelitian, pemilihan metode dan instrumen penelitian, cara dan alat pengumpulan data, serta pengolahan dan analisis data. Dalam bab ini, dituliskan bagaimana perjalanan seorang peneliti dalam melakukan penelitian.
9. Sistematika Penulisan
Dalam bagian ini, peneliti hanya menampilkan tulisan beberapa bab yang akan digunakan dalam penulisan laporan hasil penelitian. Misalnya Bab I berisi pendahuluan, dan seterusnya sampai akhirnya kesimpulan pada bab terakhir. Setelah itu jika ada lampiran hendaknya diselipkan setelah kesimpulan. Kecuali gambar, tabel, atau yang lainnya yang memperkuat data dapat disajikan di tengah bab.
10. Daftar Pustaka
Bagian ini berisi tentang semua bacaan seperti buku, majalah, surat kabar, dan hasil penelitian sebelumnya yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian yang dilakukan.
0 komentar:
Posting Komentar