Tujuan penelitian adalah mencari kebenaran. Dalam usaha itu soal
validitas merupakan aspek yang sangat penting. Kebenaran hanya dapat
diperoleh dengan instrumen yang valid. Maka dikatakan, validitas
merupakan esensi kebenaran hasil penelitian. Validitas dipandang sebagai
konsep yang paling penting dalam penelitian. Dalam tiap penelitian
selalu dipertanyakan validitas alat yang digunakan. Oleh karena itu
membuat instrumen yang valid harus mendapat perhatian setiap peneliti.
Suatu alat pengukur dikatakan valid, jika alat itu mengukur apa yang
harus diukur oleh alat tersebut. Misalnya mengukur berat suatu benda
dengan menggunakan timbangan. Beberapa jenis validitas yang ada dalam
suatu penelitian adalah sebagai berikut.
a. Validitas Isi
Maksud jenis validitas isi ini adalah bahwa isi atau bahan yang diuji
relevan dengan kemampuan, pengetahuan, pelajaran, pengalaman, atau latar
belakang orang yang diuji. Jika misalnya kita uji bahan yang ada di
luar yang dipelajari, maka tes itu tidak mempunyai validitas isi.
Misalnya menguji kemampuan bahasa Inggris, maka yang perlu dites adalah
structure, grammar, vocabulary, reading, writing, listening, bahkan
sampai dilakukan tes conversation dan pronouncation.
Jadi, validitas isi diperoleh dengan mengadakan sampling yang baik,
yaitu memilih item-item yang representatif dari keseluruhan bahan yang
berkenaan dengan hal yang kita selidiki. Kesulitan yang biasanya
dihadapi berkenaan dengan validitas isi adalah bahwasannya pilihan item
yang digunakan biasanya bersifat subjektif, yaitu berdasarkan logika
dari peneliti itu sendiri. Untuk itu perlu ada kesesuaian tentang
keseluruhan bahan dengan pilihan-pilihan item yang representatif.
b. Validitas Prediktif
Maksud jenis validitas ini adalah adanya kesesuaian antara ramalan
(prediksi) tentang perilaku seseorang dengan perilaku yang nyata.
Diharapkan suatu tes mempunyai nilai prediktif yang tinggi, artinya
bahwa apa yang diprediksikan oleh tes tentang perilaku seseorang memang
terbukti dilakukan oleh seseorang tersebut.
Alat pengukur yang dibuat oleh peneliti seringkali dimaksudkan untuk
memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dalam
penelitian sosial, cukup sering terjadi para peneliti bermaksud untuk
memprediksi apa yang akan terjadi nantinya.
c. Validitas Konstruk
Ada sifat-sifat yang tidak dapat langsung tampak perwujudannya dalam
kelakuan manusia, misalnya kepribadian seseorang. Kepribadian terdiri
dari berbagai komponen. Dengan tes kepribadian kita ingin mengetahui
aspek-aspek manakah yang sebenarnya kita ukur. Dengan teknik statistik
yang disebut analisis faktor dapat diselidiki berbagai komponen
kepribadian tersebut, sehingga tes itu dapat disusun berdasarkan
komponen itu. Tes yang demikian ini dikatakan mempunyai validitas
konstruk.
Validitas konstruk digunakan apabila kita menyangsikan apakah gejala
yang dites benar-benar hanya mengandung satu dimensi. Apabila ternyata
gejala itu mengandung lebih dari satu dimensi, maka validitas tes itu
diragukan. Keuntungan validitas konstruk ini adalah bahwa kita
mengetahui komponen-komponen sikap atau sifat yang diukur dengan tes
itu.
d. Validitas Eksternal
Dalam dunia penelitian sosial sudah cukup banyak alat pengukur yang
diciptakan oleh para peneliti untuk mengukur gejala sosial, dan alat
pengukur tersebut sudah memiliki validitas. Validitas eksternal adalah
jenis validitas yang diperoleh dengan cara mengorelasikan alat pengukur
baru dengan tolok ukur eksternal yang berupa alat ukur yang sudah valid.
Misalnya untuk mengukur kualitas penduduk dapat dikorelasikan antara
angka harapan hidup dengan angka kematian bayi. Apabila kedua angka
tersebut berkorelasi secara signifikan, maka kedua jenis pengukuran itu
telah memiliki validitas eksternal.
e. Validitas Budaya
Validitas budaya atau lebih tepatnya validitas antarbudaya sangat
penting bagi penelitian yang dilakukan di negara yang suku bangsanya
sangat bervariasi. Selain itu penelitian yang dilakukan sekaligus di
beberapa negara dengan alat ukur yang sama, juga akan menghadapi problem
validitas budaya. Suatu alat pengukur yang sudah valid untuk penelitian
di suatu negara, belum tentu akan valid jika digunakan di negara lain
yang memiliki budaya yang berbeda.
f. Validitas Rupa
Jenis validitas ini berbeda dengan jenis-jenis validitas yang telah
diungkapkan di atas. Validitas rupa tidak menunjukkan apakah alat
pengukur mengukur apa yang ingin diukur, namun hanya menunjukkan bahwa
dari segi rupanya suatu alat ukur tampaknya mengukur apa yang ingin
diukur.
Validitas ini sangat penting dalam pengukuran kemampuan individu,
seperti pengukuran kecerdasan, bakat, dan keterampilan. Hal ini
disebabkan dalam pengukuran aspek kemampuan seperti itu faktor rupa alat
ukur akan menentukan sejauhmana minat orang di dalam menjawab soal-soal
atau pertanyaan dalam alat ukur.
0 komentar:
Posting Komentar