Dalam kajian sosiologis, ada beberapa aturan mengenai interaksi sosial
yang berbeda dengan faktor yang memengaruhi interaksi yang telah kita
bahas di muka. Karp dan Yoels (1979) menyatakan tiga jenis aturan dalam
interaksi sosial, yaitu aturan mengenai ruang, waktu, dan gerak tubuh.
a. Aturan Mengenai Ruang
Karp dan Yoels mendasarkan teorinya pada karya Edward T. Hall mengenai
konsep jarak sosial. Menurut Hall, dalam situasi sosial orang cenderung
menggunakan empat macam jarak, yaitu jarak intim, jarak pribadi, jarak
sosial, dan jarak publik.
1) Jarak Intim (sekitar 0–45 cm)
Dalam jarak intim terjadi keterlibatan intensif pancaindera dengan tubuh
orang lain. Contohnya dua orang yang melakukan olahraga jarak dekat,
seperti sumo dan gulat. Apabila seseorang terpaksa berada dalam jarak
intim, seperti di dalam bus atau kereta api yang penuh sesak, ia akan
berusaha sebisa mungkin menghindari kontak tubuh dan kontak pandangan
mata dengan orang di sekitarnya.
2) Jarak Pribadi (sekitar 45 cm–1,22 m)
Jarak pribadi cenderung dijumpai dalam interaksi antara orang yang berhubungan dekat, seperti suami isteri atau ibu dan anak.
3) Jarak Sosial (sekitar 1,22 m–3,66 m)
Dengan jarak sosial orang yang berinteraksi dapat berbicara secara wajar
dan tidak saling menyentuh. Contohnya interaksi di dalam pertemuan
santai dengan teman, guru, dan sebagainya.
4) Jarak Publik (di atas 3,66 m)
Umumnya digunakan oleh orang yang harus tampil di depan umum, seperti
politisi dan artis. Semakin besar jarak, semakin keras pula suara yang
harus dikeluarkan.
b. Aturan Mengenai Waktu
Setiap masyarakat memiliki makna sendiri tentang waktu yang mengatur
interaksi seseorang dengan orang lain. Misalnya pada suatu masyarakat
tertentu dikenal adanya istilah ‘jam karet’. Bagi mereka, keterlambatan
kedatangan bus, pesawat, atau kereta api menjadi hal yang biasa. Namun
apabila kondisi ini terjadi di negara maju, banyak aktivitas orang
menjadi terganggu.
c. Aturan Mengenai Gerak Tubuh
Komunikasi nonverbal (tanpa menggunakan bahasa lisan maupun tulisan)
merupakan bentuk komunikasi pertama bagi manusia. Komunikasi ini
terkadang disadari atau tidak, digunakan seseorang untuk menyampaikan
pesan dalam interaksinya dengan orang lain. Contohnya memicingkan mata,
menjulurkan lidah, mengangkat bahu, membungkukkan badan, menganggukkan
kepala, mengerutkan dahi, mengangkat ibu jari, dan lainnya. Namun
demikian, makna komunikasi ini bisa berbeda antara satu masyarakat
dengan masyarakat lainnya. Oleh karena itu, komunikasi nonverbal hanya
efektif dilakukan dalam interaksi antaranggota masyarakat yang memiliki
pemaknaan yang sama terhadap gerakan-gerakan tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar