Konsep Geografi dan Jenis-Jenisnya - Gejala geografi di sekitar kita merupakan hasil keseluruhan interelasi keruangan
faktor fisis dengan faktor manusia. Menurut hasil studi gejala yang
nyata tadi, dalam diri kita akan terbentuk suatu pola abstrak yang kita
kaji.
Pola
abstrak dalam bentuk pengertian abstrak inilah yang disebut konsep.
Karena pola abstrak tersebut berkenaan dengan gejala yang konkret
tentang geografi maka disebut konsep geografi. Adapun jenis-jenis konsep
geografi menurut N. Daldjoeni,
yaitu penghargaan budayawi terhadap bumi, konsep regional, pertalian
wilayah, lokalisasi, interaksi keruangan, skala wilayah, dan konsep
tentang perubahan.
1. Penghargaan Budayawi Terhadap Bumi
Manusia pada masa yang berbeda-beda dalam sejarah menangkap dan menafsir lingkungan alamnya berbeda-beda,
menurut negerinya dan menurut pandangan hidupnya. Misalnya pandangan
religius dari orang Jawa terhadap laut selatan, pandangannya terhadap
hutan Roban (Pekalongan) yang keramat di masa dulu; sekarang hutan
tersebut digunduli.
Sekarang
kemajuan teknologi berjalan mengikuti perubahan pandangan manusia
terhadap lingkungan alam sebagai sumber daya. Penanganan manusia atas
sumber daya baik eksplorasi dan eksploitasi tergantung dari tingkat
pendidikan, kompetensi teknik, semangat kewiraswastaan, ikatan sosial,
organisasi ekonomi, stabilitas politik, dan kebijakan pemerintah.
2. Konsep Regional/Wilayah
Suatu
wilayah dipandang memiliki homogenitas dalam hal bentuk bentang alamnya
(landscape) dan corak kehidupannya (mata pencarian, mentalitas
penduduk). Misalnya daerah Wonogiri selatan sebagai daerah kapur
(karst). Kondisi di sana dapat mudah digeneralisasikan: tanah tandus,
penduduk miskin, gizi jelek, pola migrasi kuat, dan pekerja keras yang
bersemangat.
3. Ciri Khusus Keadaan Wilayah (Areal Coherence)
Hubungan
antarunsur alam dalam suatu wilayah menghasilkan suatu proses yang
memberi ciri khusus kepada wilayah yang bersangkutan. Misalnya di daerah
kabupaten Boyolali, kombinasi yang menguntungkan antara keadaan curah
hujan, suhu, vegetasinya, jenis tanah, dan topografi menjadikan wilayah
ini sebagai penghasil susu dan daging ternak baik dari sapi maupun
kambing.
4. Konsep Lokalisasi
Lokasi
(location) adalah posisi pasti dalam ruang. Dalam Geografi lokasi
mempunyai dua makna, yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif.
a. Lokasi
absolut adalah lokasi di permukaan bumi yang ditentukan oleh sistem
koordinat garis lintang dan garis bujur, disebut juga lokasi mutlak.
Contoh: Jalan Jenderal Sudirman kapling 121 Jakarta.
Lokasi absolut berguna untuk menentukan fenomena/gejala dalam ruang di permukaan bumi atau dalam peta.
b. Lokasi relatif adalah lokasi sesuatu objek yang nilainya ditentukan oleh objek-objek lain di luarnya.
Contoh:
Lokasi desa Ajauh dari kota dan jauh dari jalan raya dibanding lokasi
desa B yang terletak dekat kota dan di pinggir jalan raya.
Lokasi desa A
lokasi relatifnya lebih baik dibanding dengan desa B bila ditinjau dari
nilai aksesibilitas/keterjangkauannya. Lokasi relatif lebih penting
dibanding lokasi absolut dalam studi Geografi. Olah karenanya banyak
mendapat perhatian (Suhardjo, 1999).
5. Interaksi Keruangan (Spatial Interaction)
Kekhususan
suatu wilayah misalnya dalam hal hasil dapat mendorong berbagai bentuk
kerja sama dan saling tukar jasa dengan wilayah lain. Jadi, perbedaan
wilayah mendorong interaksi yang berupa pertukaran manusianya (migrasi),
barangnya (perniagaan), dan budayanya. Sehubungan itu lokasi yang
sentral membawa banyak kemajuan, sebaliknya lokasi yang menyendiri
mengakibatkan keterpencilan dan kemunduran.
6. Konsep Skala Wilayah
Studi
geografis dapat bersifat mikroskopis (wilayah sempit) dan dapat pula
makroskopis (wilayah luas). Kesimpulannya, yang berlaku bagi wilayah
sempit dapatkah digeneralisasikan bagi wilayah luas? Kadang-kadang dapat
dan kadang-kadang tidak dapat. Ini tergantung dari sifat kombinasi
unsur-unsur alam lingkungan di sekitarnya dan teknolgi.
7. Konsep Perubahan
Hal yang
dipelajari tentang suatu wilayah, apakah yang berlaku pada waktu
tertentu, yang terbaru atau saat ini, tetapi kondisi saat ini adalah
hasil dari proses yang berjalan lama dari dulu, melalui aneka perubahan.
Perubahan ada yang berjangka pendek dan ada yang berjangka panjang.
Iklim itu panjang jangkanya, tetapi cuaca dan musim jangkanya pendek.
Dengan bekal
tujuh konsep tersebut seorang geograf akan bekerja dari ruang permukaan
bumi tempat ia hidup. Pokok-pokok lainnya yang perlu dipahami oleh para
geograf adalah sebagai berikut.
1. Persebaran gejala-gejala di permukaan bumi.
2. Hubungannya dengan gejala lain di tempat atau wilayah yang bersangkutan.
3. Hubungan dengan gejala lain di tempat atau wilayah lain.
4. Efek satu atau lebih gejala yang di atas.
5. Bervariasinya gejala dari masing-masing tempat.
6. Mengapa gejala ada di tempat-tempat tertentu, tetapi di tempat lain tidak ada.
7. Pembauran gejala spatial.
8. Gerakan-gerakan gejala yang bertimbal balik.
9. Mengapa gejala munculnya tidak teratur.
10. Bentuk jaringan aneka gejala.
11. Kepadatan dan pengelompokan gejala.
12. Lokasi dan lokalisasi gejala.
13. Pembatasan adanya penduduk dan kegiatannya di suatu tempat.
14. Efek dari kegiatan di suatu tempat terhadap tempat lain.
Dengan memahami masing-masing pokok itu mereka yang mempelajari geografi diajak untuk memahami hal-hal sebagai berikut.
1. Hubungan relasi manusia dengan bumi, dengan aneka keuntungannya maupun hambatan bagi kehidupan.
2. Tingkat keterbatasan manusia dari ruang permukaan bumi tempat ia hidup.
3. Cara memecahkan berbagai masalahnya yang bertalian dengan ruang dan jarak.
4. Dengan bekal pemahaman itu semua diharapkan manusia mampu mengatur kondisi permukaan bumi dan manfaatnya.
0 komentar:
Posting Komentar