Kita tahu bahwa perilaku menyimpang merupakan tindakan yang tidak
dikehendaki oleh masyarakat karena telah melanggar norma atau
aturan-aturan yang berlaku. Namun tetap saja perilaku menyimpang itu ada
dalam masyarakat. Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi suatu tindakan dikatakan sebagai perilaku menyimpang.
Tahukah kamu, ciri-ciri apa sajakah yang dimaksud? Menurut Paul B.
Horton, penyimpangan sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Penyimpangan Harus Dapat Didefinisikan
Suatu perbuatan anggota masyarakat dapat dikatakan menyimpang apabila
memang didefinisikan sebagai menyimpang. Perilaku menyimpang bukanlah
semata-mata ciri tindakan yang dilakukan orang, melainkan akibat dari
adanya peraturan dan penerapan sanksi yang dilakukan oleh orang lain
terhadap perilaku tersebut. Singkatnya, penilaian menyimpang tidaknya
suatu perilaku harus berdasar criteria tertentu dan diketahui
penyebabnya.
b. Penyimpangan Bisa Diterima Bisa juga Ditolak
Perilaku menyimpang ada yang positif dan negatif. Positif, apabila
penyimpangan yang diterima bahkan dipuji dan dihormati, seperti penemuan
baru oleh para ahli itu kadangkadang bertentangan budaya masyarakat.
Sedangkan penyimpangan negatif adalah penyimpangan yang ditolak oleh
masyarakat, seperti perampokan, pembunuhan terhadap etnis tertentu, dan
menyebarkan teror dengan bom atau gas beracun.
c. Penyimpangan Relatif dan Mutlak
Dalam masyarakat, tidak ada seorang pun yang masuk dalam kategori
sepenuhnya penurut (konformis) ataupun sepenuhnya penyimpang (orang yang
benar-benar menyimpang). Orang yang termasuk kedua kategori itu justru
akan mengalami kesulitan dalam kehidupannya.
Pada dasarnya semua orang normal sesekali pernah melakukan tindakan
menyimpang, tetapi pada batas-batas tertentu yang bersifat relatif untuk
setiap orang. Perbedaannya hanya pada frekuensi dan kadar
penyimpangannya saja. Secara umum, penyimpangan yang dilakukan tiap
orang cenderung relatif. Bahkan orang yang tadinya penyimpang mutlak
lambat laun harus berkompromi dengan lingkungannya.
d. Penyimpangan terhadap Budaya Nyata ataukah Budaya Ideal
Budaya ideal adalah segenap peraturan hukum yang berlaku dalam suatu
kelompok masyarakat. Dalam kenyataan di masyarakat, banyak anggota
masyarakat yang tidak patuh terhadap segenap peraturan resmi tersebut.
Jadi antara budaya nyata dengan budaya ideal selalu terjadi kesenjangan.
Artinya, peraturan yang telah menjadi pengetahuan umum dalam kenyataan
sehari-hari cenderung banyak dilanggar. Contohnya peraturan mengenai
penggunaan helm pada saat mengendarai sepeda motor. Banyak masyarakat
yang melanggar peraturan tersebut, di mana kita dapat melihat di
jalan-jalan banyak orang mengendarai sepeda motor tanpa memakai helm.
e. Terdapat Norma-Norma Penghindaran dalam Penyimpangan
Norma penghindaran ini muncul apabila pada suatu masyarakat terdapat
nilai atau norma yang melarang suatu perbuatan yang ingin sekali
diperbuat oleh banyak orang. Apakah norma penghindaran itu? Pola
perbuatan yang dilakukan orang untuk memenuhi keinginan mereka, tanpa
harus menentang nilai-nilai tata kelakuan secara terbuka. Jadi,
norma-norma penghindaran merupakan suatu bentuk penyimpangan perilaku
yang bersifat setengah melembaga (semi-institusionalized).
f. Penyimpangan Sosial Bersifat Adaptif (Menyesuaikan)
Tidak selamanya penyimpangan sosial menjadi ancaman bagi kehidupan
masyarakat, karena kadang-kadang dapat dianggap sebagai alat pemelihara
stabilitas sosial. Perilaku apa yang kita harapkan dari orang lain, apa
yang orang lain inginkan dari kita, serta wujud masyarakat seperti apa
yang pantas bagi sosialisasi anggotanya.
Di lain pihak, perilaku menyimpang merupakan salah satu cara untuk
menyesuaikan kebudayaan dengan perubahan sosial. Tidak ada masyarakat
yang mampu bertahan dalam kondisi statis untuk jangka waktu yang lama.
Masyarakat yang terisolasi sekalipun akan mengalami perubahan. Ledakan
penduduk, perubahan teknologi, serta hilangnya kebudayaan lokal dan
tradisional mengharuskan banyak orang menerapkan norma-norma baru.
0 komentar:
Posting Komentar