Interaksi yang terjadi di masyarakat didasarkan pada berbagai faktor,
antara lain imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, motivasi, dan
empati. Faktor-faktor tersebut dapat bergerak sendiri-sendiri secara
terpisah ataupun saling berkaitan.
a. Imitasi
Imitasi merupakan suatu tindakan meniru sikap, tingkah laku, atau
penampilan orang lain. Tindakan ini pertama kali dilakukan manusia di
dalam keluarga dengan meniru kebiasaan-kebiasaan anggota keluarga yang
lain, terutama orang tuanya. Imitasi akan terus berkembang ke lingkungan
yang lebih luas, yaitu masyarakat. Dewasa ini proses imitasi dalam
masyarakat semakin cepat dengan berkembangnya media masa, seperti
televisi dan radio.
Dalam interaksi sosial, imitasi dapat bersifat positif, apabila
mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang
berlaku sehingga tercipta keselarasan dan keteraturan sosial.
Namun, imitasi juga dapat berpengaruh negatif, apabila yang dicontoh itu
adalah perilaku-perilaku menyimpang. Akibatnya berbagai penyimpangan
sosial terjadi di masyarakat yang dapat melemahkan sendi-sendi kehidupan
sosial budaya. Imitasi yang berlebihan dapat melemahkan bahkan
mematikan daya kreativitas manusia.
b. Sugesti
Sugesti adalah cara pemberian suatu pandangan atau pengaruh oleh
seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu, sehingga orang
tersebut mengikuti pandangan atau pengaruh tersebut tanpa berpikir
secara kritis dan rasional. Sugesti terjadi karena pihak yang menerima
anjuran itu tergugah secara emosional dan biasanya emosi ini menghambat
daya pikir rasionalnya.
Sugesti umumnya dilakukan dari orang-orang yang berwibawa, mempunyai
sifat otoriter, atau kelompok mayoritas dalam masyarakat. Selain itu
juga dapat dilakukan oleh orang tua atau orang dewasa kepada anak-anak,
maupun iklan di berbagai media massa. Contohnya seorang dokter anak yang
membujuk atau memengaruhi pasiennya untuk minum obat agar cepat sembuh.
c. Identifikasi
Identifikasi adalah kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang
untuk menjadi ‘sama’ dengan orang lain yang menjadi idolanya.
Identifikasi merupakan bentuk lebih lanjut dari imitasi dan sugesti.
Dengan identifikasi seseorang mencoba menempatkan diri dalam keadaan
orang lain, atau ‘mengidentikkan’ dirinya dengan orang lain. Proses
identifikasi ini tidak hanya meniru pada perilakunya saja, bahkan
menerima kepercayaan dan nilai yang dianut orang lain tersebut menjadi
kepercayaan dan nilainya sendiri. Jadi, proses identifikasi dapat
membentuk kepribadian seseorang.
Bagaimana identifikasi berlangsung? Proses identifikasi berlangsung
dalam suatu keadaan di mana seseorang yang melakukan identifikasi
benar-benar mengenal orang lain yang menjadi tokoh atau idolanya, baik
secara langsung maupun tidak langsung (melalui televisi). Contohnya
seorang remaja yang mengubah penampilannya, mulai dari cara berpakaian,
cara berbicara, dan model rambut sesuai dengan artis idolanya. Ia
mengidentifikasikan dirinya dengan artis tersebut.
d. Simpati
Simpati adalah perasaan ‘tertarik’ yang timbul dalam diri seseorang dan
kemampuan untuk merasakan diri kita seolaholah berada dalam keadaan
orang lain. Simpati bisa disampaikan kepada seseorang, kelompok, atau
institusi. Dalam simpati seseorang ikut larut merasakan apa yang
dialami, dilakukan, dan diderita oleh orang lain. Misalnya kita merasa
sedih melihat penderitaan saudara-saudara kita yang tertimpa musibah
gempa dan tsunami di daerah Pangandaran, Tasikmalaya, Jawa Barat.
e. Motivasi
Motivasi merupakan dorongan, rangsangan, pengaruh yang diberikan oleh
individu kepada individu lain, sehingga individu yang diberi motivasi
menuruti atau melaksanakan apa yang diberikan itu secara kritis,
rasional, dan penuh rasa tanggung jawab. Motivasi juga dapat diberikan
oleh individu kepada kelompok, kelompok kepada kelompok, atau bahkan
kelompok kepada individu. Contohnya untuk memotivasi semangat belajar
siswanya, seorang guru memberikan tugas-tugas yang berhubungan dengan
materi yang telah disampaikan.
f. Empati
Empati adalah proses kejiwaan seseorang untuk larut dalam perasaan orang
lain, baik suka maupun duka. Contohnya apabila kamu melihat orang tua
temanmu meninggal dunia. Kamu tentu ikut merasakan penderitaan dan
kesedihan temanmu. Kamu seolah-olah juga ikut merasakan kehilangan
seperti yang dirasakan oleh temanmu.
0 komentar:
Posting Komentar